Sabtu, 21 November 2015

Ini bukan sekedar tulisan. Ini tentang Hati.

Aku tak ingin mendoakanmu mendapat Karma. Aku cukup menyadari, Tuhan akan melakukan sesuatu yang Adil.
Sama sepertimu, aku juga hanyalah mahluk yang tak sempurna. Yang bisa saja melakukan banyak kesalahan. Maka dari itu, aku tak ingin melempar sumpah padamu agar kamu mendapat karma.
Aku hanya percaya, di dunia ini ada sistem tabur-tuai, dimana kamu akan memetik sendiri buah dari apa yang kamu tanam.
Sekarang, aku lebih memilih untuk melanjutkan hidupku, menuju masa depan yang sudah pasti menanti di depan sana.

1. Tak terlihatkah dulu aku begitu tersakiti dengan sikapmu?
aku tak habis pikir, sadarkah kamu dulu aku begitu terluka?
Dengan semua perlakuanmu, tak sadarkah kamu bahwa aku juga manusia yang punya hati. Bisa merasa tersakiti. Bisa terluka.
Jika kamu dulu dengan sengaja menyakitiku, dimana perasaanmu, sayang? Sudah matikah hatimu?
Yang kutahu, saat pasangan saling mencintai, mereka berdua akan saling berusaha untuk membahagiakan pasangannya. Tapi mengapa kamu malah menyakitiku lewat semua sikapmu? Sudah tak cinta lagikah?

2. Ini bukan karena aku tak bisa mencari orang lain yang lebih bisa mencintaiku. Ini karena aku tak cukup mengerti, mengapa aku layak kamu sakiti?
dulu pertanyaan itu selalu memenuhi kepalaku
Jika aku dulu tak kunjung pergi meski sudah disakiti, itu bukan karena aku tak mampu mencari sosok yang lebih baik. Itu semua karena pikiranku belum bisa menjawab pertanyaan terbesar yang kerap melukai hatiku.
"Apa yang membuatku begitu layak kamu sakiti?"

3. Tak perlu bersumpah akan ada karma. Aku cukup sadar, ada Tuhan yang melihat segalanya. Dan DIA tak pernah tertidur.
masih ada IA yang Maha Adil
Tak perlu saling menyumpahi siapa yang akan mendapat karma. Sadar adanya Tuhan yang tak pernah tertidur saja sudah cukup bagiku. IA Maha Adil, ku tahu itu.
Akan ada saat dimana yang bersedih akan dihibur, sesuai dengan rencana-Nya.

4. Saat ini aku hanya perlu berusaha tegar. Aku tak ingin orang tahu aku bersedih, lalu mengasihaniku. Bagaimana senyumku? Masih indah, kan? Meski terluka.
tak mudah untuk memalsukan sebuah senyuman
Kamu yang sudah mengacaukan semua isi hatiku. Kamu yang sudah mengacaukan semua isi pikiranku. Aku hingga saat ini, belum bisa merapihkan ruang hati dan pikiran yang masih porak-poranda karenamu.
Tapi, tak kubiarkan kemelut hatiku terbaca oleh orang-orang disekitarku. Aku berusaha memalsukan senyumku agar mereka tahu bahwa aku cukup kuat melewati hari-hariku.
Bagaimana dengan senyumku sekarang? Masih terlihat ceria dan bahagia kan? Ya, aku menampilkan sisi terbaik diriku pada orang lain, meski hatiku hampir menyerah untuk tetap menjalani hidup. Aku tak berlebihan! Karena memang ini yang kurasa..

5. Aku hanya cukup menerima kenyataan, bahwa sebenarnya aku bukanlah yang kamu cintai. Harus tegar, meski memori indah itu menari dipikiranku.
Aku harus tegar
Kamu tau? Setiap perjalanan cinta pasti menyisakan banyak memori indah. Ya, mungkin itu yang membuatku masih saja memikirkanmu. Tapi semakin aku memikirkanmu, akhirnya bukan kebahagiaan yang kudapat. Justru tambahan luka.
Akhirnya aku memaksa diriku untuk menyadari bahwa aku bukanlah pribadi yang kamu cintai. Bahwa aku bukanlah pribadi yang sebenarnya kamu dambakan. Susah sekali menerima sugesti itu. Tapi tiap kali aku teringat dirimu, aku kembali berteriak pada hatiku:

"Hey hati! Kamu bukanlah sosok yang dia cari!" teriakku berharap hatiku lekas tertutup untukmu.
Terima kasih untuk pelajaran yang sudah kamu berikan. Kalau saja kamu tak menyakitiku terlalu jauh seperti ini, mungkin aku tak akan menjadi pribadi yang sekuat ini.
Terima kasih untuk pelajaran hidup yang kamu berikan. Semoga kamu cepat disandingkan dengan dia yang kamu anggap pantas mendampingimu :)

Minggu, 18 Januari 2015

Untuk kamu, penyebab sedih dan tawaku

Beberapa hari setelah kamu lontar kan kata "kita putus!" dua kata, iya hanya dua kata. Dua kata yang bisa menjungkir balikkan dunia seseorang, dua kata yang bisa mematikan sel sel saraf dalam hidup seseorang, dua kata yang meluluhlantakkan kehidupan seseorang, dua kata yang menusuk hati yang suci ini, dua kata yang menghancurkan segalanya..
Aku masih tetap dalam ketidakpercayaan akan semua nya. Ketidak percayaan dengan keputusan itu. Bisa dibilang aku belum bisa menerima itu. Tapi setelah aku ulang berkali kali membacanya, bahkan dengan sesegukan tangis ku terpecah.. Ini kenyataan, kejadian berulang kali yang selalu aku terima darimu, tapi kali ini ntah kenapa rasanya sangat sangat menyakitkan...

Aku masih sangat mengingat terakhir kali kita bertemu, sepulang ujian akhir itu, kita masih bercanda tawa, masih saling memiliki, seakan kita tak akan pernah terpisah lagi dan kamu meyakinkan dengan janji bahwa kamu tidak akan meninggalkanku..
Dan sejak malam itu juga, setelah kita lelah seharian, hendak beristirahat, sesuatu mengganggu pikiranku, dimana "seseorang dimasalalu mu, yang dulu penyebab kesedihanku" datang dengan perantara, dia datang dengan cara halus perlahan tapi pasti untuk merusak kita.. Kamu mungkin tidak pernah menyadarinya, tapi aku, aku yang dengan segenap keyakinanku yakin hal itu. Dimana satu persatu orang orang yang aku sayang telah berhasil direbutnya. Bahkan kamu yang aku harap bisa sangat mengerti apa alasan aku, justru lebih memilih tetap membela dia. Memang itu tidak kamu tunjukkan secara jelas, tapi lihatlah, kamu mengorbankan kita demi itu..

Saat ini, aku tak berharap banyak. Karna kamu telah mengatakan agar aku tidak pernah mengusikmu, bahkan keluargamu. Aku berjanji takkan melakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasa. Masih dengan perantara tulisan ini. Aku ingin kamu mengingat kembali, janji janji yang pernah terucap dari mulut manis mu itu, janji yang mungkin juga hanya untuk penyenangku disaat itu, satu janji mu yang selalu aku ingat bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkanku dengan alasan apapun..
Mengingatkan kamu, bukan hanya kamu yang merasakan sakit, lebih dan terlebih telah banyak sakit yang kamu beri, yang kamu tidak pernah menyadarinya, hati ini selalu memaafkan.. Kamu tidak pernah memikirkan bagaimana aku bisa menerimamu kembali hingga aku meninggalkan mereka yang menjadi penguatku setelah kamu tinggalkan. Kamu tidak pernah mau tau akan hal itu.. Yang kamu tau selalu hal buruk yang pernah aku lakukan. Manusia tidak ada yang sempurna, dan kamu lupa akan hal itu, aku mempunyai banyak kekurangan yang tidak bisa kamu terima. Sementara aku, dengan segala kekurangan mu, kerasmu, egomu, amarahmu, bahkan kasarmu, aku mencoba menerimanya.. Dengan segala perjuangan dan pengorbanan yang telah aku lakukan, izinkan aku bertanya, pengorbanan berarti apa yang telah kamu berikan untukku?:')

Ingat kah kamu, ketika kita sholat berjama'ah, kamu menjadi imamku, dan aku berdoa "ya Allah, ini dia seseorang yang sedang mengimamiku, jadikan lah dia imamku selamanya sampai aku menghadap ke surga-Mu".. Mungkin Allah belum menjawab doa itu. Allah belum mengizinkan kita untuk bersama entah untuk selamanya..
Seandainya kamu masih ada disampingku, akan kuceritakan bagaimana susahnya melupakan dan mengikhlaskan..
Ketika malam aku terbangun selalu saja ingatan mu selalu hadir, rindu ini tak pernah padam. Dan dalam tahajudku malam itu, dalam kebisuan suaraku aku masih mendoakanmu, karna aku yakin dengan doa bisa memelukmu dan menghangatkan hatimu..

Kelak, jika kamu menemukan seseorang yang benar benar telah membuatmu nyaman, ingat aku sesaat bahwa sebelum dia, aku yang pernah melakukan hal itu. Dan kelak, jika kita tidak hidup di satu atap yang sama, kunjungi aku sebagai teman baikmu..

*aku tak pernah tau, kapan kamu akan membaca tulisan ini, tapi aku berharap kamu membacanya dalam keadaan kamu telah bahagia dengan pilihanmu:')

Rabu, 17 September 2014

Selamat kembali ke duniamu.

Lewat tulisan ini lagi. Aku akan menulis apa yang ingin aku sampaikan. Masih dengan ditemani air mata, disaat mata ini telah sangat lelah menjalani hari panjang ini, aku tetap menyempatkan waktu untuk menulis. Berharap tulisan tulisan ini bisa menyampaikan apa yang tidak berani aku sampaikan kepadamu.

Hai sayang. Aku tau kamu mungkin sedang sibuk dengan dunia mu lagi. Kamu telah kembali kedalam kehidupan mu seperti disaat kamu belum mengenalku. Dan sepertinya kamu sangat bahagia lepas dari semua yang mengikat mu selama setahun lima bulan ini. Seperti bagaimana kamu bercerita kepada orang orang tentang aku yang selalu mengikatmu dan kini kamu kembali nyaman dengan duniamu. Dunia lama mu yang tidak terlalu aku sukai. Sekarang aku tidak mempermasalahkan itu. Aku tidak mempermasalahkan apa yang kamu sampaikan kepada orang orang tentang aku. Karna mungkin memang itu yang kamu rasakan.
Benar saja, selama setahun lima bulan ini hidupmu dan hidupku sejalan. Kita selalu beriringan. Dan aku akui, aku memang telah merubah mu, tapi satu hal yang sangat perlu kamu tahu, aku merubahmu bukan dalam hal negatif. Disini aku memang egois, aku mengharuskan kamu meninggalkan kehidupan lama mu, menghabiskan waktu untuk hal yang tidak berarti. Didunia lama mu itu kamu tidak pernah memikirkan masa depanmu sayang. Oleh karena itu, aku sebagai pendampingmu ini mencoba untuk membimbingmu menjadi lebih baik. Disini akan aku coba jelaskan apa saja yang kamu rasa aku sangat mengikatmu. Kamu bilang aku melarang mu bergaul dengan banyak teman wanitamu, iya memang benar, karna aku tau caramu bergaul itu berlebihan, berkali kali aku merasa dipermainkan dengan alasan "dia itu temanku". Kamu merasa aku melarangmu kemana mana, nah disini tolong diingat sayang, dulu ketika kamu lumpuh karna kamu tidak  ada kendaraan, kamu tidak bisa pergi kemana mana, itu bukan karna laranganku. Dan ketika itu juga kamu yang selalu mengeluhkan teman temanmu yang meninggalkanmu. Jadi apakah kamu tidak bisa kemana mana itu laranganku? Akhir akhir ini kamu telah mempunyai apa yang kamu mau, aku yang terbiasa dengan kamu yang jarang bepergian harus membiasakan diri untuk menunggu mu memberi kabar, itu memang agak sulit bagiku karna ada nya perubahan mu. Kamu bilang aku selalu mencurigaimu, itu benar juga sayang, tapi tidak semua hal yang aku curigai, aku seperti itu karna aku telaaah beribu kali kamu lukai, aku sangat takut kamu mengulang hal yang sama lagi dan lagi. Wajar, kalo memaafkan bisa tapi melupakan itu susah. Dan aku juga memaksamu untuk harus rajin kuliah, aku yang katamu selalu cerewet mengingatkanmu, aku yang selalu mengganggu tidurmu untuk memaksa mu berangkat kuliah, itu memang benaaaar, semua itu tidak lebih juga demi kebaikanmu, demi membahagiakan mamamu yang bersusah payah mencari nafkah untuk melihat anaknya sukses dan untuk membanggakan ke papamu disurga sana, kamu telah berhasil.
Semua yang kamu bilang aku mengikatmu memang benar adanya, aku pun mempunyai alasan untuk semua itu.

Selasa, 16 September 2014

Dwitasari :): Aku Rindu Kamu yang Dulu

Dwitasari :): Aku Rindu Kamu yang Dulu: Setelah pertengkaran kita semalam, rasanya aku masih belum paham; pria macam apa yang dulu bisa begitu kucintai. Aku tidak pernah melihat k...

Terimakasih Allah. Terimakasih Cinta.

Ketika hati tak mampu lagi menahan, ketika bibir tak mampu lagi berucap, dan mungkin juga dunia tak mau mendengar, lewat tulisan ini aku akan mencurahkan apa yang ada dihati kecil ini.

Pada tulisan kali ini, aku akan bercerita tentang bagaimana Allah mempertemukan dan memisahkan dua insan atas izin dan kehendak-Nya.

Indahnya pertemuan itu. Aku bertemu dengan seorang ciptaan Allah yang indah dan penuh kasih sayang. Ketika bertemu dia, aku benar benar merasa Allah menurunkan malaikat pelindungnya untuk selalu melindungi aku, melindungi dari kerasnya dunia. Kita dipertemukan dengan cara yang indah, diwaktu yang indah, sampai akhirnya kita menjalankan sebuah hubungan yang sangaat indaaah. Banyak hal indah telah kita lalui. Berhari hari, berminggu minggu, berbulan bulan, hingga bertahun kita melalui semuanya. Bisa dikatakan aku terbiasa melakukan banyak hal dengannya. aku nyaman memiliki seseorang seperti dia. Dia itu adalah anugrah terindah yang pernah aku miliki.
Pada akhirnya aku pun melupakan banyak hal disekitar aku.
Dan tibalah saatnya Allah memisahkan kita dengan kehendak-nya. Bagaimana perpisahan itu terjadi... Menjadi sangat menyakitkan sehingga melupakan semua hal indah yang pernah Allah berikan.
Ketika perpisahan itu terjadi, aku merasakan dunia ku buram, aku merasa gelap, bahkan aku merasa aku tidak mempunyai kehidupan lagi. Tak pernah lagi mendapat senyum manis disetiap harinya, tak pernah lagi memandang mata teduhnya yang penuh kenyamanan saat menatapnya, tak pernah lagi merasakan hangat dan lembut belai tangannya. Ya, duniaku mati ketika semua itu hilang..

Setiap malam setelah hari perpisahan itu terjadi, aku selalu merasa dalam guncangan yang hebat, setiap malamnya aku harus menangisi perpisahan i. Dan disetiap malam itu juga, aku selalu berdoa, meminta kepada Allah, izinkan hati ini tenang seperti bagaimana Allah mempertemukan kami dan memisahkan kami juga atas kehendak-Nya.
Sulit memang, tapi itu semua terjadi sudah dalam rencana Allah. Hingga perlahan lahan Allah menjawab semua doa itu. Aku belajar merelakan apa yang tak lagi menjadi milikku, mengikhlaskan apa yang mungkin memang bukan untukku dan memaafkan apa yang telah menyakitkan untukku. Perlahan tapi pasti, hati ini mulai lega dan bisa menerima kenyataan, walaupun memang harus dilalui dengan tertatih.
Aku percaya Allah Maha Pengatur Rencana sebaik baiknya. Allah Mengetahui yang terbaik untuk Hambanya.
Sekalipun aku tidak pernah meminta kepada Allah untuk menggantikannya dengan seseorang yang lebih baik, tetapi aku hanya ingin memperbaiki dan menjaga diri ini untuk yang lebih baik. Semua rencana Allah.
Sampai pada detik ini, ketika aku menulis tulisan ini pun masih dengan air mata, tapi kali ini bukan lagi dengan air mata kesedihan melainkan air mata bahagia. Karna aku mampu bangkit dari kesedihan yang dalam:')

Mungkin "seseorang" itu tidak akan membacanya, dan kalaupun dia membaca aku tau dia akan menertawakan tulisan bodoh ini.. Tapi dengan tulisan ini juga, aku bisa mengungkapkan apa yang tertahan selama ini. Aku berterimakasih untuk "kamu" yang telah banyaaak memberikan pelajaran, membantu mengisi cerita hidupku, memberikan hal hal terindah yang tak akan terlupakan, dan aku sangat berterimakasih telah mengizinkan aku mempunyai keluarga baruku yang sampai saat ini masih memberi aku tempat, entah sampai kapan tempat itu ada untukku:') terimakasih Allah, terimakasih Cinta..

Sabtu, 06 September 2014

Alasan Dibalik Kebodohan

Mungkin melalu tulisan ini saya akan menyampaikan sedikit pengalaman yang pernah saya lalui.
Alasan mengapa saya (perempuan) menjadi posesif dan cemburuan terhadap pasangannya. Banyak hal yang menjadi alasan mengapa perempuan itu menjadi posesif terhadap lelaki (gambaran secara umum). Perempuan bisa menjadi sangat posesif salah satunya karna mereka takut akan kehilangan lelaki yang disayangnya pergi, perempuan takut kehilangan apa yang dimilikinya. Kebanyakan lelaki menganggap itu sangat menyebalkan dan memuakkan. Tapi apa mereka tau mengapa posesif itu menjadi sifat kebanyakan perempuan?
Perempuan bisa menjadi posesif, egois, cemburuan, kekanakan, bodoh, berlebihan, hilang arah bahkan lupa diri karna mereka terlalu sayang pada pasangannya. Mereka terlalu takut kehilangan, terlalu takut melepaskan, terlalu takut ada yang menggantikan posisinya. mungkin cara perempuan seperti ini salah dimata lelaki. Tapi itulah yang membuat mereka menjadi posesif, bodoh, egois dan sebagainya.
Andaikan saja lelaki bisa lebih mengerti lebih memahami apa yang sebenernya dirasakan oleh perempuan, mungkin lelaki tidak akan pernah berani untuk meninggalkan perempuan yang seperti itu:)
Saya akui saya ini adalah perempuan yang memiliki posesif yang tinggi karna takut kehilangan, perempuan yang tidak bisa menahan cemburunya karna rasa sayang yang begitu besar, perempuan yang bisa menangis seharian ketika merindukan, perempuan yang akan mencari mati matian ketika orang yang disayang hilang tanpa kabar, dan saya juga yang selalu berkata maaf untuk hal hal sepele. Itu semata karna saya memiliki rasa sayang yang begitu hebat  untuk seorang lelaki disana:)

***
Alasanku - Sheila on Seven

Aku telah salah
Ragukan niatmu
Akulah perempuan
Dengan jiwa bocah
Yang coba dewasa
Yang coba berubah
Mohon dampingilah
Jangan tinggalkan
Tak terbayangkan
Jika kau pergi...

Kau alasanku untuk dewasa
Dan aku tak ingin kau terluka
Segenap jiwa akan ku jaga
Keindahanmu

Menepis sejenak denganku
Bahagia slamanya denganku...
***
Terimakasih untuk kehidupan selama ini, telah memberikan warna warna indah di hidup ini, telah mengajarkan arti kehidupan yang sesungguhnya. Saya tidak pernah menyesal pernah hidup bersama DIA:)

Jumat, 22 Agustus 2014

Aku, Kamu dan Roda Kehidupan.

Aku, kamu dan roda kehidupan....
Kita memang hidup bersama, tetapi kita menjalankan peran masing masing. dan begitu juga dengan roda kehidupan yang selalu dan terus menerus akan berputar. roda kehidupan itu memaksa kita untuk selalu bertukar posisi dan berganti peran. kadang kala kita berada dibawah dan kadang kala kita bisa saja berada diatas.
Ada saatnya ketika roda kehidupan mengharuskan mu untuk berada dibawah,  kamu merasa tidak mempunyai apa yang bisa kamu banggakan, kamu merasa hidup ini terlalu kejam untuk dijalani oleh manusia lemah, hingga membuat mu jatuh dan terpuruk, disaat itu tidak seorang pun yang bisa dan mau membantumu dalam susahmu bukan mereka yang bisa dikatakan teman bahkan sahabat, mereka hanya berperan sebagai penonton di masa masa sulit mu. penonton yang kadang juga akan menertawakan, melecehkan bahkan menganggapmu tidak berarti. kamu lupa kamu punya Allah yang selalu ada dan tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.
Disini aku berperan sebagai pendampingmu, pemberi semangat mu, penghapus air matamu, dan aku berusaha selalu ada di masa masa sulit mu itu. aku selalu berusaha membantu mu menguatkanmu apapun yang terjadi hanya kepada-Nya lah bisa meminta pertolongan. aku selalu meyakinkan mu untuk selalu sabar, karna suatu saat kesabaran itu akan indah pada waktunya.
Sampai pada saatnya, roda kehidupan berganti posisi. kesabaranmu dan kesabaran kita berbalas. Allah memberikan karunia-Nya dengan memenuhi apa yang kamu butuhkan bahkan memberikan lebih atas balasan kesabaran itu. pada akhirnya peran aku disampingmu telah selesai. aku merasa telah berhasil menjadi penguatmu, menjadi sandaran mu ketika masa masa sulit mu itu. ketika kamu telah diterima diantara mereka, ketika kamu bisa berbangga dengan apa yang telah kamu punya, dan ketika itu juga tugas ku selesai. kamu berhak memilih siapa yang pantas untuk berada disampingmu ketika kamu berada diposisi yang indah.
Aku pergi untuk kebahagiaanmu...
Tanpa kamu pernah tau, disetiap sujudku aku bersimpuh dan mengadah tangan, berbicara kecil sembari berucap doa meminta Allah untuk selalu menjaga mu dalam keadaan apapun:')