Selasa, 16 September 2014

Terimakasih Allah. Terimakasih Cinta.

Ketika hati tak mampu lagi menahan, ketika bibir tak mampu lagi berucap, dan mungkin juga dunia tak mau mendengar, lewat tulisan ini aku akan mencurahkan apa yang ada dihati kecil ini.

Pada tulisan kali ini, aku akan bercerita tentang bagaimana Allah mempertemukan dan memisahkan dua insan atas izin dan kehendak-Nya.

Indahnya pertemuan itu. Aku bertemu dengan seorang ciptaan Allah yang indah dan penuh kasih sayang. Ketika bertemu dia, aku benar benar merasa Allah menurunkan malaikat pelindungnya untuk selalu melindungi aku, melindungi dari kerasnya dunia. Kita dipertemukan dengan cara yang indah, diwaktu yang indah, sampai akhirnya kita menjalankan sebuah hubungan yang sangaat indaaah. Banyak hal indah telah kita lalui. Berhari hari, berminggu minggu, berbulan bulan, hingga bertahun kita melalui semuanya. Bisa dikatakan aku terbiasa melakukan banyak hal dengannya. aku nyaman memiliki seseorang seperti dia. Dia itu adalah anugrah terindah yang pernah aku miliki.
Pada akhirnya aku pun melupakan banyak hal disekitar aku.
Dan tibalah saatnya Allah memisahkan kita dengan kehendak-nya. Bagaimana perpisahan itu terjadi... Menjadi sangat menyakitkan sehingga melupakan semua hal indah yang pernah Allah berikan.
Ketika perpisahan itu terjadi, aku merasakan dunia ku buram, aku merasa gelap, bahkan aku merasa aku tidak mempunyai kehidupan lagi. Tak pernah lagi mendapat senyum manis disetiap harinya, tak pernah lagi memandang mata teduhnya yang penuh kenyamanan saat menatapnya, tak pernah lagi merasakan hangat dan lembut belai tangannya. Ya, duniaku mati ketika semua itu hilang..

Setiap malam setelah hari perpisahan itu terjadi, aku selalu merasa dalam guncangan yang hebat, setiap malamnya aku harus menangisi perpisahan i. Dan disetiap malam itu juga, aku selalu berdoa, meminta kepada Allah, izinkan hati ini tenang seperti bagaimana Allah mempertemukan kami dan memisahkan kami juga atas kehendak-Nya.
Sulit memang, tapi itu semua terjadi sudah dalam rencana Allah. Hingga perlahan lahan Allah menjawab semua doa itu. Aku belajar merelakan apa yang tak lagi menjadi milikku, mengikhlaskan apa yang mungkin memang bukan untukku dan memaafkan apa yang telah menyakitkan untukku. Perlahan tapi pasti, hati ini mulai lega dan bisa menerima kenyataan, walaupun memang harus dilalui dengan tertatih.
Aku percaya Allah Maha Pengatur Rencana sebaik baiknya. Allah Mengetahui yang terbaik untuk Hambanya.
Sekalipun aku tidak pernah meminta kepada Allah untuk menggantikannya dengan seseorang yang lebih baik, tetapi aku hanya ingin memperbaiki dan menjaga diri ini untuk yang lebih baik. Semua rencana Allah.
Sampai pada detik ini, ketika aku menulis tulisan ini pun masih dengan air mata, tapi kali ini bukan lagi dengan air mata kesedihan melainkan air mata bahagia. Karna aku mampu bangkit dari kesedihan yang dalam:')

Mungkin "seseorang" itu tidak akan membacanya, dan kalaupun dia membaca aku tau dia akan menertawakan tulisan bodoh ini.. Tapi dengan tulisan ini juga, aku bisa mengungkapkan apa yang tertahan selama ini. Aku berterimakasih untuk "kamu" yang telah banyaaak memberikan pelajaran, membantu mengisi cerita hidupku, memberikan hal hal terindah yang tak akan terlupakan, dan aku sangat berterimakasih telah mengizinkan aku mempunyai keluarga baruku yang sampai saat ini masih memberi aku tempat, entah sampai kapan tempat itu ada untukku:') terimakasih Allah, terimakasih Cinta..

1 komentar:

  1. siapa bilang seseorang itu gak baca tulisan ini? seseorang itu baca kok. dan menurut seseorang itu ini bukan tulisan bodoh. seseorang itu juga senang pernah kenal kamu dan hidup sama kamu. selamat tanggal 9 :)

    BalasHapus